oh mahasiswa
yang katanya generasi penerus bangsa
tapi dihimpit sana-sini tak bisa bersuara
sedikit teriak dicurigai anarki
tidak teriak dibilang golongan ideologi kiri
apalagi teriak keras, yaudah putus saja jadi mahasiswa
oh mahasiswa
menuntu ilmu saja makin susah
kos naik buat makan harga naik bensin juga naik
sayang ipk tidak naik-naik
mau kuliah kadang air ledeng tak nyala
rupa-rupanya pemadaman bergiliran instansi negara
sesampai di kampus berjumpa palang di tempat parkir
rupa-rupanya iuran semester masih tidak cukup, parkir pun harus bayar!
ternyata tidak boleh ikut ujian, iuran belum lunas
benar adanya peribahasa
“ilmu itu mahal, kawan!”
yasudah, sang mahasiswa berencana melihat nilai
oh ternyata komputer rusak, maklum, sistem operasinya DOS
tapi sang mahasiswa tetap bersyukur, teman fakultas sebelah tidak beruntung
papan pengumuman adalah satu-satunya sumber informasi nilai
tidak dipasang ya simpan penasaran sampai nanti dipasang
entah kapan
si mahasiswa lantas bertanya, ini jawabannya :
“diam sajalah,
toh dunia tetap berputar tak hiraukan nada sumbang
anda teriak saya diam lantas tandatangan surat peringatan
anda diam itu yang saya idam-idam”
akhirnya mahasiswa diam saja
hak diinjak-injak sudah biasa
“pengaruh lingkungan” katanya
“penuhi saja kewajiban, hak tak perlu hiraukan” sambungnya
tentu saja, ia sudah jadi apatis pragmatis atau entah apalah namanya
oh mahasiswa…
ajie
3 Februari 2010
00.40 AM